Minggu, 13 Oktober 2013

Inilah Harta Karun dan Tahta Dinasti Ratu Atut Chosiyah

Peluru yang ditembakkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Tubagus Chaeri Wardhana betul-betul menggoyang dinasti kekuasaan Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Banten. KPK mencegah bepergian keluar negeri Ratu Atut dan adik iparnya Airin Rachmi Diany yang juga Wali Kota Tangerang Selatan.
Tubagus atau yang biasa disapa Wawan adalah adik kandung Ratu Atut, sekaligus suami Airin. KPK menetapkan Tubagus sebagai tersangka karena ditemukan bukti-bukti dugaan menyuap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar senilai Rp1 miliar, melalui pengacara Susi Tur Andayani (STA), untuk memuluskan perkara sengketa pilkada di Lebak, Banten.
Ratu Atut Chosiyah sendiri pada Jumat 11 Oktober 2013 telah diperiksa KPK sebagai saksi untuk kasus yang menjerat adiknya itu.
Penetapan Wawan sebagai tersangka penyuap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) nonaktif Akil Mochtar, membuat keluarga besar Ratu Atut jadi sorotan media massa. Sebagai turunan ‘jawara’ Banten Chasan Sochib, Ratu Atut dan anggota keluarga lainnya memang ‘dianugerahi’ harta melimpah. Tak hanya itu, keluarga ini pun menguasai sejumlah jabatan strategis di Banten.
Ratu Atut yang menjadi Gubernur Banten sejak 2006 itu terakhir kali melaporkan harta kekayaannya ke KPK pada 6 Oktober 2006. Kala itu dia menjadi pelaksana gubernur. Padahal, aturannya setiap pejabat harus melaporkan perubahan harta mereka setiap dua tahun sekali.
Di catatan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) KPK 2006 itu, Ratu Atut punya total kekayaan nyaris Rp42 miliar, yakni Rp41,937 miliar. Harta Ratu Atut ini, antara lain, terdiri dari harta tak bergerak berupa tanah dan bangunan. Dia memiliki sejumlah bidang tanah dan bangunan yang tersebar di sejumlah tempat, seperti Serang, Bandung, Cirebon, dan Jakarta. Adapun nilai total harta tak bergerak ini mencapai Rp19.160.418.750.
Selain itu, kekayaan Ratu Atut juga tersimpan dalam bentuk harta bergerak, yakni mobil dan motor. Total nilai mobil dan motornya adalah Rp3,93 miliar. Harta bergerak lainnya–logam mulia dan batu mulia–senilai Rp8,22 miliar. Surat berharga Rp7,85 miliar dan giro Rp2,77 miliar.
Jumlah harta adik Ratu Atut, Wawan bahkan lebih mencengangkan. Dalam penggeledahan Kamis 3 Oktober 2013 lalu, penyidik KPK menyegel sejumlah mobil mewah di kediamannya, Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta. Di garasi rumah yang berdiri di atas lahan nyaris 1 hektare itu, berderet dua unit Ferrari warna merah dengan pelat nomor B 888 CNW dan B 888 GES, Rolls Royce warna hitam B 888
CHW, Lamborghini Aventandor warna putih B 888 WHN, Nissan GTR warna putih, satu Bentley warna hitam B 888 GIF, sedan Lexus hitam, Toyota Kijang Innova B 1558 RSY, Toyota Land Cruiser Prado B 1978 RF, Toyota Land Cruiser hitam B 888 TCW, dan Toyota Camry.
Selain itu, penyidik pun menemukan sekitar 200 sertifikat tanah. Jumlah sertifikat ini lebih banyak dibandingkan tanah yang dilaporkan Airin, istri Wawan, ke KPK 24 Agustus 2010. Sebagai wali kota, Airin memang termasuk daftar pejabat yang wajib melaporkan hartanya.
Data yang diperoleh, Airin baru melaporkan 102 tanah miliknya ke KPK. Total nilai harta Airin dari tanah-tanah tersebut–berdasarkan data LHKPN– mencapai Rp59,810 miliar. Sementara total kekayaannya yang dia laporkan ke KPK adalah Rp103, 944 miliar.
KPK juga punya catatan harta suami Ratu Atut, Hikmat Tomet. Anggota DPR itu memiliki harta yang lebih sedikit dari istrinya. Pada LHKPN 30 Oktober 2009, Hikmat punya harta Rp33,856 miliar. Kepada KPK, dia melaporkan juga harta berupa tanah dan bangunan di 43 lokasi.
Sementara itu, anak Ratu Atut yang juga anggota DPD, Andika Hazrumy pun memiliki 25 koleksi tanah. Berdasarkan LHKPN tanggal 1 Desember 2009, Andika punya harta sekitar Rp19,6 miliar.
Selain itu, KPK juga mencatat harta milik anggota dinasti Atut lain, yakni Heryani. Ibu tiri Ratu Atut ini menjabat sebagai Wakil Bupati Pandeglang. Dalam LHKPN 15 Juli 2010, Heryani memiliki total harta kekayaan sebesar Rp26,512 miliar dengan koleksi tanah mencapai 25 lokasi.
Dinasti Ratu Atut
Bukan rahasia lagi bahwa anggota keluarga besar Ratu Atut menduduki jabatan-jabatan penting di jajaran eksekutif dan legislatif Provinsi Banten yang dikuasai dinasti Atut, mulai dari suami, adik, ipar, anak, dan menantunya. Bahkan cengkeram dinasti Atut juga sampai ke tingkat pusat.
Jabatan Eksekutif
  • 1. Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah
  • 2. Walikota Serang Tubagus Haerul Jaman (adik Atut)
  • 3. Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah (adik Atut)
  • 4. Wakil Bupati Pandeglang Heryani (ibu tiri Atut)
  • 5. Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany (adik ipar Atut)
Jabatan Legislatif
  • 1. Anggota DPR RI Hikmat Tomet (suami Atut)
  • 2. Anggota DPD RI Andika Hazrumy (anak Atut)
  • 3. Anggota DPRD Banten Aden Absul Khaliq (adik ipar Atut)
  • 4. Anggota DPRD Kota Serang Ratna Komalasari (ibu tiri Atut)
  • 5. Wakil Ketua DPRD Kota Serang Ade Rossi Chairunnisa (menantu Atut)
Jabatan Fungsionaris di Partai Golkar
  • 1. Ketua DPD II Provinsi Banten Hikmat Tomet (suami Atut)
  • 2. Ketua DPD II Kota Serang Ratu Lilis Kadarwati (adik tiri Atut)
  • 3. Ketua DPD Kabupaten Pandeglang Ratu Tatu (adik Atut)
  • 4. Angkatan Muda Partai Golkar Tubagus Chaeri Wardhana (adik Atut)
Daftar Caleg 2014
  • 1. Hikmat Tomet (suami Atut)
  • 2. Andika Hazrumy (anak Atut), caleg nomor urut , Dapil Banten 1 (Pandeglang dan Lebak)
  • 3. Ade Rossi Chairunnisa (menantu Atut, caleg DPRD Banten, Dapil Serang
  • 4. Andiara Aprilia Hikmat (anak perempuan Atut), caleg DPD asal Banten
  • 5. Tanto Warsini Arban (menantu Atut), caleg DPRD nomor urut 1, Dapil Banten 7
  • 6. Aden Abdul Khaliq (adik Airin Rachmi Diani, adik ipar Atut), caleg DPRD Banten, Dapil Banten
Awal mula ‘musibah’
Setelah adiknya ditangkap, Ratu Atut langsung menggelar rapat besar dengan mengundang semua keluarga besar, Senin 7 Oktober lalu. Di hari yang sama, Ratu Atut juga menggelar istighasah di Masjid Baitussolihin, Kota Serang.
Dalam sambutannya, wanita kelahiran Ciomas, Serang, Banten, 16 Mei 1962 itu meminta para jemaah untuk mendoakan adiknya, Wawan yang sudah berada di balik bui Rumah Tahanan KPK.
“Istigasah ini dalam rangka peringatan HUT Banten ke-13 dan meminta doa dan keikhlasannya atas musibah yang menimpa keluarga besar, khususnya adik saya Tubagus Chaeri Wardana agar diberikan ketabahan dan kemudahan dalam proses hukumnya” kata Ratu Atut. Sebelum itu, keluarga besar Ratu Atut pun menggelar pengajian di rumah Wawan-Airin, di Jalan Denpasar, Jumat 4 Oktober lalu.
Kasus suap yang disebut ‘musibah’ oleh Ratu Atut itu berawal dari operasi tangkap tangan KPK terhadap Ketua MK Akil Mochtar Rabu malam, 2 Oktober lalu. Akil ditangkap di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra III nomor 7, Jakarta karena diduga menerima uang Rp3 miliar dari pengusaha Cornelis Nalau. Pengusaha yang datang ke rumah Akil itu ikut diciduk KPK bersama anggota Komisi II DPR dari Fraksi Golkar, Chairun Nisa.
KPK menduga, uang suap itu terkait dengan perkara sengkata pilkada di Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Penyidik juga menangkap Bupati Gunung Mas, Hambit Bintih, di Hotel Red Top Jakarta.
Rupanya di hari yang sama, Akil pun diduga menerima suap dari perkara sengketa pilkada lain, yaitu pilkada di Lebak, Banten. Akil diduga menerima uang dari pengusaha Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan yang juga adik kandung Gubernur Provinsi Banten, Ratu Atut Chosiyah. Namun, Wawan tidak menyerahkan langsung kepada Akil.
KPK menduga, uang tersebut diserahkan melalui Susi, pengacara yang dikenal punya hubungan dekat dengan Akil. “Uang itu dimasukkan dalam travel bag warna biru yang kemudian dibawa STA (Pengacara, Susi Tur Andayani),” jelas Ketua KPK Abraham Samad, pekan lalu.
Susi sempat menyimpan uang itu di kediaman orangtuanya di Tebet, Jakarta. Semula, uang ini akan diserahkan ke Akil. “Tapi, sekitar pukul 15.00 WIB, STA pergi ke Lebak. Tim penyidik megikutinya dan menangkap STA di sana.” Lanjut Abraham.
Setelah itu, penyidik kemudian menangkap Wawan di rumahnya di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan. Tim penyidik juga mendatangi kediaman orangtua Susi di Tebet dan menyita uang Rp1 miliar dalam pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu.
Tubagus dan istrinya Airin Rachmi Diany yang juga Wali Kota Tangerang Selatan ini diketahui memiliki kekayaan yang melimpah.
Saat menggeledah rumah mereka di Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta, penyidik menyegel sejumlah kendaraan mewah, seperti dua unit Ferrari warna merah dengan pelat nomor B 888 CNW dan B 888 GES, Rolls Royce warna hitam B 888 CHW, Lamborghini Aventandor warna putih B 888 WHN, Nissan GTR warna putih, satu Bentley warna hitam B 888 GIF, sedan Lexus hitam, Toyota Kijang Innova B 1558 RSY, Toyota Land Cruiser Prado B 1978 RF, Toyota Land Cruiser hitam B 888 TCW, dan Toyota Camry.
Selain kendaraan mewah itu, penyidik pun menemukan sekitar 200 sertifikat tanah dan/atau bangunan di rumah Tubagus, Jumlah sertifikat ini berbeda dengan data yang tercatat di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Airin pada 24 Agustus 2010.
Airin baru melaporkan 102 tanah miliknya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Total nilai harta Airin dari tanah-tanah tersebut–berdasarkan data LHKPN– mencapai Rp59,810 miliar. Sementara total kekayaannya yang dia laporkan ke KPK adalah Rp103, 944 miliar.
Berikut daftar tanah Airin yang tersebar mulai dari Jakarta, Serang, Bogor, hingga Bandung:
  • 1. Tanah dan bangunan seluas 480 m2 dan 335m2 di Kota Tangerang Selatan. Diperoleh tahun 2006 dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Rp1.348.520.000
  • 2. Tanah dan bangunan seluas 315 m2 dan 190 m2 di Kota Tangerang Selatan. Diperoleh tahun 2005, NJOP Rp819.310.000
  • 3. Tanah seluas 500 m2 di Kota Tangerang Selatan yang diperoleh tahun 2006. NJOP Rp637.000.000
  • 4. Tanah dan bangunan seluas 1.220 m2 dan 190 m2 di Kabupaten Tangerang, perolehan tahun 2005. NJOP Rp 939.080.000
  • 5. Tanah seluas 1.160 m2 di Kabupaten Tangerang, NJOP Rp712.240.000
  • 6. Tanah dan bangunan seluas 23 m2 dan 104 m2 di Kota Jakarta Barat. Perolehan tahun 2002. NJOP Rp581.125.000
  • 7. Tanah dan bangunan seluas 10 m2 dan 45 m2 di Jakarta Barat. Perolehan tahun 2002. NJOP Rp581.125.000
  • 8. Tanah dan bangunan seluas 10 m2 dan 45 m2 di Jakarta Barat. Perolehan tahun 2006, NJOP Rp251.875.000
  • 9. Tanah dan bangunan seluas 24 m2 dan 304 m2 di Jakarta Selatan diperoleh tahun 2007. NJOP Rp2.451480.000
  • 10. Tanah dan bangunan seluas 13 m2 dan 110 m2 di Jakarta Selatan perolehan tahun 2007. NJOP Rp970.815.000
  • 11. Tanah dan bangunan seluas 18 m2 dan 165 m2 di Jakarta Selatan. NJOP Rp 1.154.840.000
  • 12. Tanah dan bangunan seluas 108 m2 dan 20 m2 di Jakarta Selatan perolehan tahun 2004. NJOP Rp 884 juta
  • 13. Tanah dan bangunan seluas 45 m2 dan 242 m2 di Jakarta Selatan perolehan tahun 2004. NJOP Rp1.985.375.000
  • 14. Tanah dan bangunan seluas 45 m2 dan 132 m2 di Jakarta Selatan perolehan tahun 2004. NJOP 1.094.125.000
  • 15. Tanah dan bangunan seluas 800 m2 dan 800 m2 di Jakarta Selatan. NJOP Rp13.756.000.000
  • 16. Tanah dan bangunan seluas 585 m2 dan 300 m2 di Jakarta Selatan perolehan tahun 2007. NJOP Rp 8.492.475.000.
  • 17. Tanah seluas 348 m2 di Jakarta Selatan perolehan tahun 2007, NJOP Rp4.243.860.000
  • 18. Tanah dan bangunan seluas 440 m2 dan 185 m2 di Kabupaten Cianjur perolehan tahun 2004, NJOP Rp967.560.000
  • 19. Tanah dan bangunan seluas 2.800 m2 dan 2.041 m2 di Kabupaten Sumedang perolehan tahun 2002, NJOP Rp1.894.795.000
  • 20. Tanah seluas 300 m2 di Kab Bandung perolehan tahun 2001, NJOP Rp382.200.000
  • 21. Tanah dan bangunan seluas 552 m2 dan 319 m2 di Kota Bandung diperoleh tahun 1997, NJOP Rp1.259.336.000
  • 22. Tanah seluas 65 m2 di Kabupaten Bandung perolehan tahun 2000, NJOP Rp 67.080.000
  • 23. Tanah seluas 338 m2 di Kabupaten Bandung perolehan tahun 2000, NJOP Rp348.816.000
  • 24. Tanah seluas 331 m2 di Kabupaten Bandung. NJOP Rp341.592.000
  • 25. Tanah seluas 403 m2 di Kabupaten Bandung perolehan tahun 1996 sampai 2000, NJOP Rp415.896.000
  • 26. Tanah dan bangunan seluas 1.302 m2 dan 677 m2 di Kota Bandung perolehan tahun 2002, NJOP Rpm2.070.536.000
  • 27. Tanah seluas 200 m2 di Kota Bandung diperoleh tahun 2002, NJOP Rp107.400.000
  • 28. Tanah seluas 450 m2 di Kota Bandung diperoleh tahun 2003, NJOP Rp241.650.000.
  • 29. Tanah dan bangunan seluas 1.760 m2 dan 160 m2 di Kota Bandung, NJOP Rp426.678.000
  • 30. Tanah seluas 1.760 m2 di Kabupaten Bogor diperoleh tahun 1998, NJOP Rp4.312.000
  • 31. Tanah seluas 1.770 m2 di Kabupaten Bogor diperoleh tahun 1996, NJOP Rp.8.850.000
  • 32. Tanah seluas 1.1770 m2 di Kabupaten Bogor diperoleh tahun 1996, NJOP Rp4.336.500
  • 33. Tanah seluas 777 m2 di Kabupaten Bogor, NJOP Rp.1.903.650
  • 34. Tanah seluas 1.250 m2 di Kabupaten Bogor diperoleh tahun 1996, NJOP Rp3.062.500.
  • 35. Tanah seluas 1.610 m2 di Kabupaten Bogor diperoleh tahun 1996, NJOP Rp.5.635.000.
  • 36. Tanah seluas 1.900 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1996, NJOP Rp. 6.650.000
  • 37. Tanah seluas 650 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1996, NJOP Rp. 429.000
  • 38. Tanah seluas 1.200 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1996, NJOP Rp.4.200.000
  • 39. Tanah seluas 1.350 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1996, NJOP Rp.1.228.500
  • 40. Tanah seluas 2.650 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1996, NJOP Rp14.822.500
  • 41. Tanah seluas 387m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1996, NJOP Rp1.354.500
  • 42. Tanah seluas 1.118 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1996, NJOP Rp3.913.000
  • 43. Tanah seluas 512 m2 di Kabupaten Bogor perolehan 1997, NJOP Rp1.823.500
  • 44. Tanah seluas 1.022 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1998, NJOP Rp3.577.000
  • 45. Tanah dan bangunan seluas 1,877 m2 dan 500m2 di kota Bogor perolehan 2007, NJOP Rp3.307.798.000
  • 46. Tanah seluas 2.750m2 di Kabupaten Bogor, NJOP Rp9.625.000
  • 47. Tanah di Kabupaten Bogor, NJOP Rp.9.625.000
  • 48. Tanah seluas 1.700 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1995, NJOP Rp5.950.000
  • 49. Tanah seluas 1.643 m2 di Kabupaten Bogor perolehan 1995, NJOP Rp5.750.000
  • 50. Tanah seluas 12.460 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1995, NJOP 43.610.000
  • 51. Tanah seluas 2.000 m2 di Kabupaten Bogor perolehan 1996, NJOP Rp7.000.000
  • 52. Tanah seluas 2.000 m2 di Kabupaten Bogor perolehan 1996, NJOP Rp7.000.000
  • 53. Tanah seluas 3.000 m2 di Kabupaten Bogor perolehan 1996, NJOP Rp10.500.000
  • 54. Tanah seluas 2.490 m2 di Kabupaten Bogor perolehan 1996, NJOP Rp8.715.000
  • 55. Tanah seluas 3.000 m2 di Kabupaten Bogor perolehan 1996, NJOP Rp10.500.000
  • 56. Tanah seluas 1.000 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1996, NJOP Rp3.500.000
  • 57. Tanah seluas 283 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1996, NJOP Rp990.500
  • 58. Tanah seluas 650 m2 di Kabupaten Bogor perolehan 1995, NJOP Rp2.275.000
  • 59. Tanah seluas 419 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1995, NJOP Rp1.466.500
  • 60. Tanah seluas 1.431 m2 di Kabupaten Bogor perolehan 1995, NJOP Rp5.008.000
  • 61. Tanah seluas 2.000 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1995, NJOP Rp7.000.000
  • 62. Tanah seluas 2.770 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1997, NJOP Rp9.695.000
  • 63. Tanah seluas 1.325 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1997, NJOP Rp4.637.500
  • 64. Tanah seluas 1.700 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 1997, NJOP Rp5.950.000
  • 65. Tanah seluas 19.416 m2 di Kabupaten Bogor perolehan tahun 2007, NJOP Rp2.912.400.000
  • 66. Tanah dan bangunan seluas 3.402 m2 dan 700 m2 di Kabupaten Serang perolehan 2007, NJOP Rp960.820.000
  • 67. Tanah seluas 9.660 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2003, NJOP Rp154.600.000
  • 68. Tanah seluas 1.200 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2004, NJOP Rp57.600.000
  • 69. Tanah seluas 5.260 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2004, NJOP 18.410.000
  • 70. Tanah seluas 2.370 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2004, NJOP Rp8.295.000
  • 71. Tanah seluas 1.670 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2005, NJOP Rp267.200.000
  • 72. Tanah seluas 2.178 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2004, NJOP Rp348.480.000
  • 73. Tanah seluas 2.178 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2005, NJOP Rp139.392.000
  • 74. Tanah seluas 2.185 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2004, NJOP Rp139.840.000
  • 75. Tanah seluas 3.840 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2004, NJOP Rp53.760.000
  • 76. Tanah seluas 3.690 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2004, NJOP Rp51.660.00
  • 77. Tanah seluas 650 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2006, NJOP Rp21.060.000
  • 78. Tanah seluas 650 m2 di Kota serang perolehan tahun 2004, NJOP Rp61.040.000
  • 79. Tanah seluas 703 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp14.060.000
  • 80. Tanah seluas 4.878 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp502.434.000
  • 81. Tanah seluas 2.225 m2 di Kota Serang, NJOP Rp229.175.000
  • 82. Tanah seluas 2.211 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp30.954.000
  • 83. Tanah seluas 3.550 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp49.700.000
  • 84. Tanah seluas 1.010 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp14.140.000
  • 85. Tanah seluas 910 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp12.740.000
  • 86. Tanah seluas 2.740 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp38.360.000
  • 87. Tanah seluas 2.170 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp30.380.000
  • 88. Tanah seluas 1.670 m2 di Kota Serang perolehan tahu 2007, NJOP Rp23.380.000
  • 89. Tanah seluas 3.580 m3 di Kabupaten Pandeglang perolehan tahun 2006, NJOP Rp50.120.000
  • 90. Tanah seluas 3.580 m2 di Kabupaten Pandeglang perolehan tahun 2006, NJOP Rp 50.120.000
  • 91. Tanah seluas 3.245 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2008, NJOP Rp87.615.000
  • 92. Tanah seluas 1.006 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp14.084.000
  • 93. Tanah seluas 907 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp12.698.000
  • 94. Tanah seluas 2.734 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2008, NJOP Rp73.818.000
  • 95. Tanah seluas 2.142 m2 di Kota serang perolehan tahun, NJOP Rp57.834.000
  • 96. Tanah seluas 1.666 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp23.324.000
  • 97. Tanah seluas 2.439 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2009, NJOP Rp30.975.000
  • 98. Tanah seluas 7.300 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2009, NJOP Rp92.710.000
  • 99. Tanah seluas 1.670 m2 di Kota Serang, NJOP Rp23.380.000
  • 100. Tanah seluas 3.311 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp46.354.000
  • 101. Tanah seluas 2.477 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp34.678.000
  • 102. Tanah seluas 3.873 m2 di Kota Serang perolehan tahun 2007, NJOP Rp54.222.000
Harta kekayaan yang sempat ditemukan oleh penyidik KPK di atas diduga hanya sebagian kecil saja. Yakni masih banyak yang masih belum terungkap, seperti misalnya harta kekayaan yang diatas-namakan anggota keluarga mereka yang lain.
Read More..

Jumat, 11 Oktober 2013

The “Floating” Lake Palace of Udaipur

Like a shimmering mirage in the middle of Lake Pichola, Lake Palace is easily one of India’s most famous hotels. The palace was built between 1743 and 1746 under the direction of the Maharana Jagat Singh II, the 62nd successor to the royal dynasty of Mewar of Udaipur, Rajasthan as a royal summer palace and was initially called Jan Niwas after its founder. The palace is built on a natural foundation of 4 acres rock on the Jag Niwas island. When the water level is high, it hides all traces of the island and the palace appears to be almost floating in the water.
After serving as a summer resort to by the descendants of Jagat Singh for many generations, it was converted in a luxury hotel in the 1960s. In 1971, Taj Hotels Resorts and Palaces took over management of the hotel and expanded it with another 75 rooms. Today, the opulent interiors and the Royal Butler service give guests a glimpse into a bygone era, while the shuttling by boat to and from shore is an altogether wonderfully wistful experience. Its 83 rooms and suites are fitted with beautifully carved wooden furniture, colourful murals and rich silk upholstery underneath the jharokhas.
lake-palace-5
lake-palace-1
lake-palace-3
lake-palace-6
lake-palace-8
lake-palace-2
lake-palace-4
Read More..

Submarine Emerges From Beneath a Street in Milan

In a publicity stunt last week, an Italian insurance company installed a massive submarine that appeared to have emerged from underneath an old Milan street. Just off of Via dei Mercanti, near the heart of the old city, the submarine had apparently broke the “surface”, damaging paving stones and a nearby car. A group of actors, some dressed as disoriented sailors and scuba divers, clambered down from the lost submarine's tower to meet emergency crews at the scene.
The brilliant ploy was executed by ad agency M&C Saatchi Milano for the insurance company Europ Assistance Italia, as part of its "Protect Your Life" campaign.
milan-submarine-5
milan-submarine-4
milan-submarine-0
milan-submarine-1
milan-submarine-2
milan-submarine-3
milan-submarine-6
Read More..

Ještěd Tower Hotel in Czech Republic

Ještěd Tower is a 94 meter-tall television transmitter and hotel integrated into one, built on the top of Ještěd mountain near Liberec in the Czech Republic. The hyperboloid shape of the structure was chosen because it naturally extends the silhouette of the hill as well as resist the extreme climate conditions on the top of the hill. In the Tower's lowest sections it houses a hotel and a tower restaurant. It was built in the second half of the 1960s and designed by architect Karel Hubáček who received the Perret´s Prize of the International Union of Architects for it.
The tower and the mountain is located approximately 6 kms from the center of Liberec and serves as a dominant attraction in the city. The monument is accessible by road and also by cable car from the foot of the mountain.
jested-hotel-1
The tower consist of two concentric tubes of varying height in diameters of 5m and 13m, on which individual floors are suspended on a steel structure, starting with the third story above ground. On the outer perimeter of the first floor a glazed gallery opens directly tied in to a spiral access ramp. An internal annulus of the first floor forms the entrance hall and reception to the hotel, which is dominated by a suspended staircase leading to an observation restaurant on the second floor. The next two floors, clad in aluminum, are used for accommodation. On the third floor are 14 hotel rooms for a total of 56 guests. On the fourth floor are rooms for employees of the transmitter and the hotel and two three-roomed flats. The area of the fifth to seventh floors is set aside for the aerials of the transmitting technology. There is a specially developed laminated cladding, against extreme weather conditions, in the shape of a revolving hyperboloid. On the seventh and eighth floors there is a tank for drinking water and battery-operated back-up power supply. The ninth floor contains the lift plant room. Above it a special pendulum is installed, whose movement absorbs the transverse oscillation of the tower.
jested-hotel-2
jested-hotel-10
jested-hotel-6
jested-hotel-12
jested-hotel-7
jested-hotel-8
jested-hotel-11
Read More..

7 Ambitious Hydroelectric Power Projects

Hydropower has been used since ancient times to grind flour, pump water and irrigate fields and perform other tasks. With the discovery of electricity and electrical generators, by the late 19th century, hydraulics began to be utilized to produce electrical power which in turn started accomplishing even greater range of tasks. The world’s first hydroelectric power scheme was developed in 1878 at Cragside in Northumberland, England by William George Armstrong. It was used to power a single arc lamp in his art gallery. Soon after, the first power station came up in the Niagara Falls producing electricity in 1881.
Today, hydropower is the most widely used form of renewable energy, but still accounts for only 16 percent of global electricity generation. Lack of accessible water sources is one of the main reasons why hydropower is lagging behind alternatives such as fossil fuels and nuclear power. But this is expected to change in the next few decades as several major hydroelectric projects are underway mostly in the Asia-Pacific region, that already generates 32 percent of global hydropower. China is the largest hydroelectricity producer, with 721 terawatt-hours of production in 2010, representing around 17 percent of domestic electricity use. Paraguay produces 100% of its electricity from hydroelectric dams, and Norway 98–99%. Brazil, Canada, New Zealand, Austria, Switzerland, and Venezuela – all have a majority of the internal electric energy production from hydroelectric power.
7-largest-dams
Let us take a look at some of the most biggest hydroelectric power plants in operation.

Three Gorges Dam, China

The Three Gorges Dam that spans the Yangtze River in Hubei province, China, is the world's largest power station in terms of installed capacity (22,500 MW). Made of concrete and steel, the dam is 2,335 meters long and 181 meters tall. More than 102.6 million cubic meters of earth was moved to make way for 27.2 million cubic meters of concrete and 463,000 tonnes of steel, enough to build 63 Eiffel Towers. It cost the state US$ 22.5 billion to build the dam.
When the water level is at its maximum of 175 meters above sea level, which is 110 meters higher than the river level downstream, the dam reservoir is on average about 660 kilometers in length and 1.12 kilometers in width, giving it an effective capacity of 39.3 km3 and 1,045 square kilometers of surface area.
The Chinese government takes huge pride in the project, in its state-of-the-art large turbines, and its move toward limiting greenhouse gas emissions, even though it displaced some 1.3 million people, causing significant ecological changes as well as controversy both domestically and abroad.
three-gorges-dam-6
three-gorges-dam-2
three-gorges-dam-4
three-gorges-dam-5

Itaipu Dam, Brazil and Paraguay

The Itaipu Dam is located on the Paraná River on the border between Brazil and Paraguay. Although the dam has a capacity of 14,000 MW, lower than that of the Three Gorges Dam, it has a higher annual yield generating an average of 91 ~ 95 TWh in comparison to 80 TWh by the latter. The plant supplies 90% of the electricity consumed by Paraguay and 19% of that consumed by Brazil.
The Itaipu Dam is actually four dams joined together — from the far left, an earth fill dam, a rock fill dam, a concrete buttress main dam, and a concrete wing dam to the right, giving it a total length of 7235 meters. To build this massive structure, the course of the seventh biggest river in the world had to be altered, and 50 million tons of earth and rock had to moved. To give you an idea, the amount of concrete used to build the Itaipu Power Plant would be enough to build 210 football stadiums; the iron and steel used would allow for the construction of 380 Eiffel Towers and the volume of excavation of earth and rock in Itaipu is 8.5 times greater than that of the Channel Tunnel.
itaipu-1
itaipu-2
itaipu-3

Guri Dam, Venezuela

The Guri Dam is 7,426 meters long and 162 meters high and is located in Venezuela on the Caroni River. As of 2009, the hydroelectric plant is the third-largest in the world, with 10,235 MW capacity and eighth-largest by volume of water. The Guri Dam alone supplies 73% of Venezuela's electricity.
The dam has been the source of controversy for a long time because the lake it created flooded some 4,250 square km of a forest that was renowned for its biodiversity and rare wildlife, including the only place where the recently discovered Carrizal Seedeater (a finch-like tanager) was ever found.
guri-3
guri-2

Tucuruí Dam, Brazil

The Tucuruí Dam is a concrete gravity dam on the Tocantins River located on the Tucuruí County in Brazil. The main portion Tucuruí Dam is 78 meters high and 6.9 km long and made of concrete. The addition of the Mojú and Caraipé earth-fill dikes increases the total length to 12,515 m. The reservoir impounded by the dam has a capacity of 45 km³ with a live volume of 32 km³. The main dam's Creager-type service spillway is the second largest in the world with a maximum capacity of 110,000 m³/sec. The dam is also used for navigation between the upper and lower Tocantins River.
The Tucuruí Dam brings power to 13 million people and 60% of the power is transferred to industries which create just under 2,000 jobs. But construction of the dam attracted large number of migrants to the area leading to deforestation and negative impacts from increased cattle-raising. The dam also displaced between 25,000 and 35,000 people in the early 1980s, out of which 3,750 people returned to live in the new islands created by the reservoir.
tucurui

Grand Coulee Dam, the U.S.

Grand Coulee Dam is a gravity dam on the Columbia River in the U.S. state of Washington built to produce hydroelectric power and provide irrigation. It was constructed between 1933 and 1942, originally with two power plants. A third power station was completed in 1974 to increase its energy production. It is the largest electric power-producing facility in the United States and one of the largest concrete structures in the world. Through a series of upgrades and the installation of pump-generators, the dam now supplies four power stations with an installed capacity of 6,809 MW. The reservoir supplies water for the irrigation of 671,000 acres.
grand-coulee-3
grand-coulee-2
grand-coulee-4

Sayano–Shushenskaya Dam, Russia

The Sayano–Shushenskaya Dam is located on the Yenisei River, near Sayanogorsk in Khakassia, Russia. It is the largest power plant in Russia and the sixth-largest hydroelectric plant in the world, by average power generation. The dam is constructed to "safely" withstand earthquakes up to 8 on the Richter scale, and was recorded by the Guinness Book of World Records for the strongest construction of its type.
Sayano–Shushenskaya-Dam-2
Sayano–Shushenskaya-Dam-1
Sayano–Shushenskaya-Dam-3

Longtan Dam, China

Longtan Dam is located on the Hongshui River in Tian'e County in China. The dam is 216.2 meters high and 849 meters long, and is the tallest “roller-compacted concrete (RCC) gravity dam” in the world.
longtak
Read More..

Foto-Foto Manusia Albino Karya Gustavo Lacerda

Selama beberapa tahun, albinisme dan keindahan yang khas membangkitkan perhatian saya. Sejak awal tahun 2009 saya telah meneliti orang-orang dengan kelainan yang disebut sebagai albino dan saya mencoba untuk membawa mereka ke depan kamera. Aku memilih mereka untuk potret dan berpose di studio. Dengan sedikit polesan make-up, gaya pakaian dan tata rambut untuk membuat mereka lebih percaya diri yang selama ini mereka merasa terasing dari lingkungannya
Pada awalnya mereka terlihat tidak nyaman dan terkesan kurang percaya diri, karena merasa aneh dengan kelainan kulit yang mereka alami, namun pada saat yang sama terpancar raut wajah kebanggaan. Sebuah tantangan yang berat buat saya untuk mengumpulkan mereka kemudian membawanya ke studio untuk berpose dan di ambil gambarnya.
Foto-Foto Manusia Albino Karya Gustavo Lacerda (Part 3)
Foto-Foto Manusia Albino Karya Gustavo Lacerda (Part 3)
Foto-Foto Manusia Albino Karya Gustavo Lacerda (Part 3)
Read More..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...